BAB VII pENYAKIT-PENYAKIT MATA DAN adnexa H00-H59 Kecuali Penyakit infeksi dan parasit tertentu A00-B99 Neoplasma C00-D48 Penyakit endokrin, gizi dan metabolik E00-E90 Komplikasi hamil, melahirkan dan nifas O00-O99 Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal P00-P96 Malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital Q00-Q99 Gejala, tanda, dan hasil klinis dan laboratorium abnormal, not elsewhere classified R00-R99 Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab external S00-T98 Bab ini mengandung blok-blok berikut H00-H06 Kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita H10-H13 Kelainan konjunctiva H15-H22 Kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris H25-H28 Kelainan lensa H30-H36 Kelainan khoroid dan retina H40-H42 Glaukoma H43-H45 Kelainan korpus vitreous dan bola mata H46-H48 Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan H49-H52 Kelainan otot bola mata. gerakan binokuler, akomodasi dan refraksi H53-H54 Gangguan penglihatan dan kebutaan H55-H59 Kelainan lain pada mata dan adnexa Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut H03* Kelainan kelopak pada penyakit yang klasifikasinya di tempat lain H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit H19* Kelainan sklera dan kornea pada penyakit H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit H32* Kelainan khorioretina pada penyakit H36* Kelainan retina pada penyakit H42* Glaukoma pada penyakit H45* Kelainan korpus vitreus dan bola mata pada penyakit H48* Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan pada penyakit H58* Kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit Kelainan-kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita H00-H06 H00 Hordeolum dan chalazion Hordeolum dan peradangan-dalam lain di kelopak Abses, furuncle, atau stye pada kelopak [hordeolum = infeksi bernanah kelenjar kelopak] Chalazion [pembesaran kelenjar meibomi akibat saluran tersumbat] H01 Peradangan lain pada kelopak Blepharitis – radang pinggir kelopak Kecuali blepharokonjungtivitis Dermatosis [penyakit kulit] non-infeksi kelopak Lupus erythematosus diskoid, xeroderma pada kelopak Dermatitis allergi, kontak, eksimatosa pada kelopak Peradangan lain kelopak yang dijelaskan Peradangan kelopak, tidak dijelaskan H02 Kelainan lain kelopak Kecuali malformasi kongenital malformations kelopak Entropion dan trichiasis kelopak [Entropion – melipat ke dalam [Trichiasis – bulu mata tumbuh ke dalam dan menggores mata] Ectropion kelopak Lagophthalmos [penutupan kelopak tidak sempurna] Blepharochalasis [kelopak kaku] Ptosis kelopak [kelopak atas lumpuh/jatuh] Kelainan lain yang mengganggu fungsi kelopak Ankyloblepharon, blepharophimosis, retraksi kelopak Kecuali blepharospasm tic organic tic psychogenic Xanthelasma kelopak [tumor sel-sel busa berisi lemak] Kelainan degeneratif lain kelopak dan daerah periokuli Chloasma [bintik coklat], madarosis, vitiligo pada kelopak Kelainan lain yang dijelaskan pada kelopak Hypertrichosis rambut berlebihan kelopak, benda asing tertahan di kelopak Kelainan kelopak, tidak dijelaskan H03* Kelainan kelopak pada penyakit Infestasi parasit di kelopak pada penyakit Dermatitis kelopak akibat Demodex species Infestasi parasit di kelopak pada leishmaniasis onchocerciasis B73† loiasis phthiriasis Keterlibatan kelopak pada penyakit infeksi lain Keterlibatan kelopak pada TB lepra yaws zoster infeksi herpesvirus [herpes simplex] molluscum contagiosum Keterlibatan kelopak pada penyakit lain Keterlibatan kelopak pada impetigo H04 Kelainan sistem lakrimalis Kecuali malformasi kongenital sistem lakrimalis Dacryoadenitis Pembesaran kronis kelenjar lakrimalis Kelainan lain kelenjar lakrimalis Dacryops, sindroma mata kering, kista atau atrofi kelenjar lakrimalis Epiphora [air mata mengalir terus] Radang akut dan tidak dijelaskan pada saluran lakrimalis Dacryocystitis phlegmonosa, dacryopericystitis, canaliculitis lakrimalis akut, subakut, atau tak dijelaskan Kecuali dacryocystitis neonatus Radang kronis pada saluran lakrimalis Dacryocystitis kronis, kanalikulits lakrimalis kronis, mukokel lakrimalis kronis Stenosis dan insuficiensi saluran lakrimalis Dacryolith, eversi [bagian dalam menghadap keluar] punctum lakrimalis Stenosis pada kanalikukus, duktus, atau sakkus lakrimalis Perubahan lain pada saluran lakrimalis Fistula lakrimalis Kelainan lain sistem lakrimalis Kelainan sistem lakrimalis, tidak dijelaskan H05 Kelainan orbita Kecuali malformasi kongenital orbita Radang akut orbita Abses, sellulitis, osteomielitis, periostitis, atau tenositis orbita Kelainan peradangan kronis orbita Granuloma orbita Kondisi-kondisi eksophthalmik Pergeseran letak bola mata NOS, perdarahan orbita, edema orbita Deformitas orbita Atrofi atau eksostosis orbita Enophthalmos Retensi benda asing lama menyusul luka tembus orbita Benda asing retrobulbar Kelainan lain orbita Kista orbita Kelainan orbita, tidak dijelaskan H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit Kelainan sistem lakrimalis pada penyakit Infestasi parasit di orbita pada penyakit Infeksi Echinococcus di orbita myiasis orbita Dysthyroid exophthalmos Kelainan lain orbita pada penyakit Kelainan-kelainan konjungtiva H10-H13 H10 Konjungtivitis Kecuali keratokonjungtivitis Konjungtivitis mukopurulenta Konjungtivitis atopika akut Konjungtivitis akut lainnya Konjungtivitis akut, tidak dijelaskan Kecuali ophthalmia neonatorum NOS Konjungtivitis kronis Blepharokonjungtivitis Konjungtivitis lain Konjungtivitis, tidak dijelaskan H11 Kelainan lain pada konjungtiva Kecuali keratokonjungtivitis Pterygium Kecuali pseudopterygium Degenerasi dan deposit pada konjungtiva Argyrosis [argyria], concretions [pemekatan], pigmentasi, xerosis NOS di konjungtiva Parut konjungtiva Symblepharon Perdarahan konjungtiva Perdarahan subkonjungtiva Kelainan dan kista pembuluh darah konjungtiva lainnya Aneurisma, hiperemia, edema pada konjungtiva Kelainan lain yang dijelaskan pada konjungtiva Pseudopterygium Kelainan konjungtiva, tidak dijelaskan H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit Infeksi filaria pada konjungtiva Konjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit Konjungtivitis akibat difteri meningokokus gonokokus chlamydia herpesvirus [herpes simplex] zoster adenovirus follikularis akut perdarahan akutepidemik Newcastle Acanthamoeba Konjungtivitis pada penyakit lain Pemphigoid okuler Kelainan lain konjungtiva pada penyakit Kelainan-kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris H15-H22 H15 Kelainan sklera Scleritis Episcleritis Kelainan lain sklera Staphyloma equator, ektasia sklera Kecuali myopia degeneratif Kelainan sklera, tidak dijelaskan H16 Keratitis Ulkus kornea Ulkus kornea, NOS, sentral, marginal, perforata, cincin, dengan hypopyon Ulkus Mooren Keratitis superfisialis lain tanpa konjungtivitis Keratitis areolaris, filamenter, nummularis, stellata, striata, punktata superficialis Photokeratitis, snow blindness Keratoconjunctivitis – radang kornea dan konjungtiva Keratoconjunctivitis NOS, exposure, neurotrofika, phlyctenularis Keratitis superfisialis lain dengan konjungtivitis, ophthalmia nodosa, Keratitis interstitialis dan profunda Neovascularisasi kornea Ghost vessels kornea, pannus kornea Keratitis lain Keratitis, tidak dijelaskan H17 Corneal scars dan opacities – Parut dan keopakan kornea Adherent leukoma Keopakan kornea sentral lain Parut dan keopakan kornea lain Parut dan keopakan kornea, tidak dijelaskan H18 Kelainan lain pada kornea Pigmentasi dan deposit di kornea Haematokornea, cincin Kayser-Fleischer, spindel Krukenberg, garis Staehli Keratopati bullosa Edema kornea lainnya Perubahan pada membran kornea Lipatan atau robekan pada membran Descemet Degenerasi kornea Arcus senilis, band keratopathy Kecuali ulkus Mooren Hereditary corneal dystrophies Distrofi Fuchs, Distrofi kornea, epitel, granularis, lattice, makularis Keratokonus Deformitas kornea lainnya Ekatasia kornea, staophyloma kornea, Descemetocele Kecuali malformasi kongenital kornea Kelainan lain kornea yang dijelaskan Anaesthesia, hypaesthesia, atau erosi rekurens pada kornea Kelainan kornea, tidak dijelaskan H19 Kelainan sklera dan kornea pada penyakit Skleritis dan episkleritis pada penyakit Episkleritis TB episkleritis sifilitika skleritis Zoster Keratitis dan keratokonjungtivitis Herpesvirus Keratitis dendritic dan diskiformis Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit lain Keratokonjungtivitis epidemika Keratitis dan keratoconjunctivitis interstitialis pada TB syphilis zoster measles acanthamoebiasis Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit lain Keratokonjungtivitis sicca Kelainan lain sklera dan kornea pada penyakit Keratokonus pada sindroma Down H20 Iridosiklitis Iridosiklitis akut dan subakut Uveitis anterior, siklitis, atau iritis, yang akut, rekurens atau subakut Iridosiklitis kronis Iridosiklitis akibat lensa Iridosiklitis lain Iridosiklitis, tidak dijelaskan H21 Kelainan lain pada iris dan korpus siliaris Kecuali uveitis simpatis Hyphaema [perdarahan rongga depan aqueous humour] Kecuali hyphaema traumatika Kelainan pembuluh darah lain pada iris dan korpus siliaris Neovaskularizasasi of iris atau korpus siliaris, rubeosis iris Degenerasi iris dan korpus siliaris Degenerasi iris pigment, pinggir pupil; iridoskisis, atrofi iris essensialprogresif, miotic pupillary cyst, translusensi iris [iris tembus pandang] Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber NOS, eksudatif, implaantasi, parasitik Kecuali miotic pupillary cyst Pupillary membranes [selaput pada pupil] Iris bombé, penyempitan pupil, penutupan pupil Adhesi dan disrupsi lain pada iris dan korpus siliaris Goniosynechiae, iridodialysis, resesi sudut chamber Synechiae iris NOS, anterior, posterior Kecuali corectopia [ektopia pupil] Kelainan lain yang dijelaskan pada iris dan korpus siliaris Kelainan pada iris dan korpus siliaris, tidak dijelaskan H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit Iridosiklitis pada penyakit infeksi dan parasit Iridosiklitis pada TB sifilis sekunder infeksi gonokokus infeksi herpesvirus [herpes simplex] zoster Iridosiklitis padap enyakit lain Iridosiklitis pada sarkoidosis ankylosing spondylitis M45† Kelainan lain iris dan korpus siliaris pada penyakit Kelainan-kelainan lensa H25-H28 H25 Katarak senilis Kecuali glaukoma kapsularis dengan pseudoexfoliation lensa Katarak senilis insipiens incipient = sedang terjadi Katarak senilis koroner, korikalis, punktata Katarak senilis polaris subkapsularis anteriorposterior, water clefts Katarak neuklearis senilis Cataracta brunescens, katarak sklerosis nuklearis Katarak senilis, tipe morgagni Katarak hipermatur senilis Katarak senilis lainnya Bentuk-bentuk gabungan katarak senilis Katarak senilis, tidak dijelaskan H26 Katarak lain Kecuali katarak kongenital Katarak infantil, juvenile [remaja] dan presenilis Katarak traumatika Katarak komplikasi Katarak pada iridosiklitis kronis, akibat kelainan mata Glaucomatous flecks subcapsular Katarak akibat obat After-cataract Katarak sekunder, cincin Soemmerring Katarak lain yang dijelaskan Katarak, tidak dijelaskan H27 Kelainan lain pada lensa Kecuali malformasi kongenital lensa pseudophakia komplikasi mekanis dari lensa intraokuli Aphakia [tanpa lensa] Dislokasi lensa Kelainan lain yang dijelaskan pada lensa Kelainan lensa, tidak dijelaskan H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit Katarak diabetes E10-E14†, karakter keempat .3 Katarak pada penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik lainnya Katarak pada hipoparatiroidisme katarak malnutrisi-dehidrasi E40-E46† Katarak pada penyakit lain Katarak myotonik Kelainan lain lensa pada penyakit Kelainan-kelainan khoroid dan retina H30-H36 H30 Peradangan khorioretina Peradangan khorioretina terfokus Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis terfokus Peradangan khorioretina disseminata Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis disseminata Kecuali retinopati exudatif Siklitis posterior Pars planitis Peradangan khorioretina lainnya Penyakit Harada Peradangan khorioretina, tidak dijelaskan Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis NOS H31 Kelainan-kelainan lain khoroid Parut khorioretina Parut makula di kutub posterior pasca-radangpasca-trauma, retinopati solaris Degenerasi khoroid Atrofi atau sklerosis khoroid Kecuali angioid streaks Distrofi khoroid herediter Choroideremia, gyrate atrophy pada choroid Dystrophy, choroidal central areolarumumperipapillaris Kecuali ornithinaemia Perdarahan dan ruptur khoroid Perdarahan khoroid NOS, expulsif Pelepasan khoroid Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada choroid Kelainan choroid, tidak dijelaskan H32* Kelainan-kelainan khorioretina pada penyakit Radang khorio-retina pada penyakit infeksi dan parasit Chorioretinitis TB sifilis lanjut toxoplasma Kelainan lain khorio-retina pada penyakit H33 Pelepasan dan robekan retina Kecuali pelepasan epitel pigment retina Pelepasan retina dengan robekan retina Pelepasan retina rhegmatogenosa Retinoschisis kista retina Kista ora serrata, psudokista retina, kista parasit retina NOS Kecuali retinoskisis kongenital degenerasi microkistoid retina Pelepasan retina serosa Pelepasan retina NOS, tanpa robekan retina Kecuali khorioretinopati serosa sentralis Robekan retina tanpa pelepasan Robekan retina NOS, operkulum, robek horseshoe atau round hole tanpa pelepasan Kecuali parut khorioretina menyusul bedah pelepasan retina degenerasi retina perifer tanpa robekan Pelepasan retina akibat tarikan traksi Vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina Pelepasan retina lainnya H34 Sumbatan pembuluh darah retina Kecuali amaurosis fugax Sumbatan a. retina sementara Sumbatan a. retina sentralis Sumbatan a. retina lainnya Sumbatan a. retina pada cabang, sebagian, dengan mikroembolisme Plaque Hollenhorst Sumbatan pembuluh darah retina lainnya Sumbatan v. retina sentralis, insipient, sebagian, cabang-cabang Sumbatan pembuluh darah retina, tidak dijelaskan H35 Kelainan lain pada retina Background retinopathy dan perubahan pembuluh darah retina Perubahan bentuk pembuluh darah retina Mikroaneurisma, neovaskularisasi, perivaskulitis, varises, vascular sheathing, atau vasculitis pada retina Retinopathy NOS, background NOS, Coats, exudatif, hipertensif Retinopathy pada prematuritas Fibroplasia retrolentis [belakang lensa] Retinopati proliferatif lainnya Vitreo-retinopati proliferatif Kecuali vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina Degenerasi makula dan kutub posterior Angioid streaks, cyst, Drusen degeneratif, hole, atau puckering pada macula Degenerasi Kuhnt-Junius, makulopati toksik Degenerasi makula senilis atrophicexudative Degeneration retina perifer Degeneration, retina NOS, lattice, microcystoid, palisade, paving stone, reticular Kecuali dengan robekan retina Hereditary retinal dystrophy Dystrophy tapetoretinal, vitreoretinal, retinal albipunctatepigmentaryvitelliform Retinitis pigmentosa, penyakit Stargardt Perdarahan retina Pemisahan lapisan-lapisan retina Khorioretinopati serosa sentralis, pelepasan epitel pigment retina Kelainan lain yang dijelaskan pada retina Kelainan retina, tidak dijelaskan H36* Kelainan-kelainan pada penyakit Retinopati diabetikum E10-E14† , angka keempat .3 Kelainan lain retina pada penyakit Retinopati sickle-cell proliferatif †, retinopati aterosklerotik Distrofi retina pada kelainan penyimpanan lipid †, Glaukoma H40-H42 H40 Glaukoma Kecuali glaukoma absolut traumatika akibat cedera lahir kongenital Glaukoma suspect [tersangka glaukoma] Hipertensi okuli Primary open-angle glaukoma Glaukoma primerresidual stage kapsularis dengan pseudoexfoliasi lensa, pigment, chronic simple, tekanan rendah Primary angle-closure glaukoma Angle-closure glaukoma primaryresidual stage akut, kronis, intermittent Glaukoma akibat trauma mata Glaukoma akibat peradangan mata Glaukoma akibat kelainan-kelainan mata lainnya Glaukoma akibat obat-obatan Glaukoma lainnya Glaukoma, tidak dijelaskan H42* Glaukoma pada penyakit Glaukoma pada penyakit endokrin, gizi, dan metabolik Glaukoma pada sindroma Lowe amyloidosis Glaukoma pada penyakit lain Glaukoma in onchocerciasis B73† Kelainan-kelainan korpus vitreous dan bola mata H43-H45 H43 Kelainan-kelainan korpus vitreous Prolaps vitreous Kecuali Sindroma vitreous menyusul operasi katarak Perdarahan vitreous Deposit kristal pada korpus vitreous Keopakan vitreous lainnya Selaput dan benang-benang vitreous Kelainan-kelainan lain korpus vitreous Degenerasi atau pelepasan vitreous Kecuali vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina Kelainan korpus vitreous, tidak dijelaskan H44 Kelainan bola mata Termasuk kelainan-kelainan lain yang mengganggu berbagai struktur mata Endophthalmitis purulenta Panophthalmitis, abses vitreous Endophthalmitis lainnya Endophthalmitis parasit NOS, uveitis simpatis Myopia degeneratif Kelainan degeneratif lain bola mata Chalcosis, siderosis mata Hipotonia mata Kondisi-kondisi degenerasi bola mata Glaukoma absolut, atrofi bola mata, phthisis [TB] bulbi Retensi benda asing lama intraokuli, magnetik Retensi benda asing magnetik lama pada anterior chamber, kropus siliaris, iris, lensa, dinding belakang bola mata, korpus vitreous Retensi benda asing intraokuli, nonmagnetik Retensi benda asing lama nonmagnetik pada anterior chamber, kropus siliaris, iris, lensa, dinding belakang bola mata, korpus vitreous Kelainan-kelainan lain bola mata Haemophthalmos, luxasio bola mata Kelainan bola mata, tidak dijelaskan H45* Kelainan korpus vitreous dan bola mata pada penyakit Perdarahan vitreous pada penyakit Endophthalmitis pada penyakit Endophthalmitis pada cysticercosis onchocerciasis B73†, toxocariasis Kelainan-kelainan lain korpus vitreous dan bola mata pada penyakit Kelainan-kelainan n. optikus dan jaras penglihatan H46-H48 H46 Neuritis optikus Neuropati optik, kecuali jenis ischaemic; papillitis optik, neuritis retrobulbar NOS Kecuali neuropati optik iskemik neuromyelitis optik [Devic] H47 Kelainan-kelainan lain n. optikus NC II dan jaras penglihatan Kelainan-kelainan n. optikus, not elsewhere classified Kompresi n. optikus, perdarahan pada pelapis optic nerve, neuropati optik iskemik Papilloedema, tidak dijelaskan Atrofi optik Temporal pallor [pucat sementara] pada diskus optikus Kelainan-kelainan lain diskus optikus Drusen diskus optikus, pseudopapilloedema Kelainan chiasma opticum Kelainan lain jaras penglihatan Kelainan traktus optikus, dan radiatio opticum Kelainan-kelainan visual cortex Kelainan jaras penglihatan, tidak dijelaskan H48 Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit Atrofi optik pada penyakit Atrofi optik pada sifilis lanjut Neuritis retrobulbar pada penyakit Neuritis retrobulbar pada infeksi meningokokus sifilis lanjut multiple sclerosis G35† Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit Kelainan otot mata, gerak binokuler, akomodasi, refraksi H49-H52 Kecuali nystagmus dan gerakan irregular mata lainnya H55 H49 Strabismus paralitik Kecuali ophthalmoplegia supranuklearis progresif ophthalmoplegia internuklearis ophthalmoplegia internal Kelumpuhan NC III [n. oculomotorius] Kelumpuhan NC IV [n. trochlearis] Kelumpuhan NC VI [n. abducent] Ophthalmoplegia external total Ophthalmoplegia external progressif Strabismus paralitik lainnya Ophthalmoplegia external NOS, sindroma Kearns-Sayre Strabismus paralitik, tidak dijelaskan H50 Strabismus lainnya Strabismus konvergens konkomitant [serentak] Esotropia bergantianmonokuler, kecuali intermittent Strabismus divergens konkomitant strabismus – serentak Exotropia bergantianmonokuler, kecuali intermittent Strabismus vertikal Hypertropia, hypotropia Intermittent heterotropia Intermittent esotropia atau exotropia bergantian monocular Heterotropia lainnya dan yang tidak dijelaskan Strabismus konkomitant NOS, cyclotropia, microtropia, sindroma monofixasi Heterophoria phoria = strabismus laten Hyperphoria alternans, esophoria, exophoria Strabismus mekanis Sindroma Brown’s sheath, strabismus akibat adhesi, Hambatan gerak otot mata akibat trauma Other specified strabismus Sindroma Duane Strabismus, tidak dijelaskan H51 Kelainan-kelainan lain gerakan binokuler dua mata Kelumpuhan conjugate gaze Insufisiensi dan berlebihannya konvergensi Ophthalmoplegia internuklearis Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada gerakan binokuler Kelainan gerakan binokuler, tidak dijelaskan H52 Kelainan refraksi dan akomodasi Hypermetropia [titik fokus di belakang retina] Myopia [titik fokus di depan retina] Kecuali myopia degeneratif Astigmatism [titik fokus tidak menyatu] Anisometropia [fokus tidak seimbang] dan aniseikonia [ukuran bayangan berbeda] Presbyopia [hypermetropia untuk pandangan dekat] Kelainan-kelainan akomodasi Ophthalmoplegia internal completetotal Paresis atau spasme akomodasi Kelainan-kelainan refraksi lainnya Kelainan refraksi, tidak dijelaskan Gangguan visus dan kebutaan H53-H54 H53 Gangguan visus Amblyopia penurunan daya penglihatan ex anopsia Amblyopia anisometropia, deprivasi, strabismik Gangguan penglihatan subjektif Metamorphopsia [objek terlihat distorsi], Scintillating scotoma [bintik buta berpindah-pindah], Asthenopia [kelelahan mata], Day blindness, hemeralopia [lebih mudah melihat pada cahaya yang kurang], Photophobia [tak menyukai cahaya], Visual halos [area kosong penglihatan], sudden visual loss [visus hilang mendadak], Kecuali halusinasi visual Diplopia Double vision [penglihatan kembar] Kelainan lain penglihatan binokuler Korespondensi abnormal retina, suppresi penglihatan binokuler Fusi dengan stereopsis cacad, persepsi visual simultan tanpa fusi, Defek lapangan pandang Pembesaran bintik buta Penyempitan umum lapangan pandang Hemianopsia heteronymoushomonymous Quadrant anopsia Scotoma. arkuata, Bjerrum, sentral, cincin Defisiensi penglihatan warna Achromatopsia, defisiensi penglihatan warna didapat, buta warna Deuteranomaly, deuteranopia [ buta hijau], Protanomaly, protanopia [buta merah], Tritanomaly, tritanopia [buta biru] Kecuali day blindness Night blindness [rabun senja] Kecuali akibat defisiensi vitamin A Gangguan penglihatan lainnya Gangguan penglihatan, tidak dijelaskan H54 Blindness dan low vision – kebutaan dan penglihatan rendah Note Untuk definisi kategori gangguan penglihatan lihat tabel di bawah Kecuali amaurosis fugax Buta, kedua mata Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada kedua mata. Buta pada satu mata, rabun pada mata lainnya Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada satu mata, dan kategori 1 atau 2 pada mata lainnya. Rabun, kedua mata Kategori gangguan visus 1 atau 2 pada kedua mata. Unqualified visual loss, pada kedua mata Kategori gangguan visus 9 pada kedua mata. Buta, satu mata Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya]. Rabun, satu mata Kategori gangguan visus 1 or 2 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya]. Unqualified visual loss, satu mata Kategori gangguan visus 9 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya]. Visual loss yang tidak dijelaskan Kategori gangguan penglihatan 9 NOS. Catatan khusus dari Volume 2 untuk kategori H54 Kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau penyebabnya tercatat, kecuali kalau episode perawatan adalah untuk kebutaan itu sendiri. Sebagai penyebab, bisa digunakan sebagai kode tambahan. Tabel berikut memberikan klasifikasi beratnya gangguan visus yang dianjurkan oleh WHO Study Group on the Prevention of Blindness, Geneva, 6-10 November l972. Istilah rabun “low vision” pada kategori H54 sesuai dengan kategori 1 dan 2; buta “blindness” dengan kategori 3, 4 dan 5, dan “unqualified visual loss” dengan kategori 9. Kalau luas lapangan pandang diperhitungkan, pasien dengan derajat lapangan >50 dan ≤100 di sekitar fiksasi sentral harus masuk kategori 3, dan pasien dengan lapangan pandang ≤50 harus masuk kategori 4, walau pun ketajaman sentralnya tidak terganggu. Kategori gangguan penglihatan Ketepatan penglihatan dengan koreksi terbaik yang mungkin Ketepatan penglihatan dengan koreksi terbaik yang mungkin Maximum kurang dari Minimum sama atau lebih baik daripada 1 6/18 3/10 20/70 6/60 1/10 20/200 2 6/60 1/10 20/200 3/60 1/20 20/400 3 3/60 1/20 20/400 1/60 hitung jari pada 1 meter 1/50 20/1200 5/300 20/1200 4 1/60 hitung jari 1 meter 1/50 5/300 Persepsi cahaya 5 Tidak ada persepsi cahaya Tidak ada persepsi cahaya 9 Tidak bisa ditentukan atau tidak dinyatakan Tidak bisa ditentukan atau tidak dinyatakan Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa H55-H59 H55 Nystagmus dan gerakan irregulaer lain pada mata Nystagmus NOS, kongenital, deprivasition, dissosiasi, latent H57 Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa Kelainan fungsi pupil Nyeri mata Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa Kelainan mata dan adnexa, tidak dijelaskan H58* Kelainan-kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit Kelainan fungsi pupil pada penyakit Fenomena atau pupil Argyll Robertson, sifilis Gangguan penglihatan pada penyakit Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa pada penyakit Okulopati sifilitika NEC kongenital dini kongenital lanjut dini sekunder lanjut H59 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, NEC Kecuali komplikasi mekanis dari lensa intraokuli alat prostetik, implant, dan graft mata lainnya pseudophakia Sindroma vitreous menyusul operasi katarak Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur lainnya Parut khorioretina menyusul operasi terhadap pelepasan retina Kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, tidak dijelaskan
Jikaada benda asing, bersihkan Pada trauma basa dpt terjadi pelepasan enz.collagenase, beri EDTA calcium atau cystein 0,2 molar atau acetyl cystein 1,2 molar Acetazolamide 500 mg Vitamin C utk kolagenase Beri cycloplegic ED dan Antibiotik Tutup mata dgn verban 24 2. KEMUDIAN Beberapa hari-minggu Acetazolamide 4x250 mg,akibatThe document has moved here.
SriMulyani Dinobatkan Jadi Menteri Keuangan Terbaik Asia-Pasifik, Fadli Zon: Terbaik di Mata Asing Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon menyoroti penghargaan yang didapatkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Sabtu, 17 Oktober 2020 18:21 (12/10). Sri Mulyani mengungkapkan, penghargaan tersebut hendaknya menjadi pemicu perbaikan11 November 2018 Kedokteran Urtikaria / Biduran / Kaligata DefinisiKeluhanFaktor RisikoPemeriksaan Fisik PatognomonisTempat predileksiPemeriksaan PenunjangDiagnosis KlinisKlasifikasiDiagnosis BandingKomplikasipengobatan BiduranKonseling dan EdukasiPrognosis Definisi Urtikaria adalah reaksi vaskular pada kulit akibat bermacam-macam sebab. Ditandai oleh edema setempat yang timbul mendadak dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo. Dapat disertai dengan angioedema. Nama lain biduran, kaligata, hives, nettle rash. Kode ICD 10 Urtikaria L50 Keluhan Pasien biduran datang dengan keluhan biasanya gatal, rasa tersengat atau tertusuk. Gatal sedang-berat di kulit yang disertai bentol-bentol di daerah wajah, tangan, kaki, atau hampir di seluruh tubuh. Keluhan dapat juga disertai rasa panas seperti terbakar atau tertusuk. Kadang-kadang terdapat keluhan sesak napas, nyeri perut, muntah-muntah, nyeri kepala, dan berdebar-debar gejala angioedema. Faktor Risiko Riwayat atopi pada diri dan keluarga. Riwayat alergi. Riwayat trauma fisik pada aktifitas. Riwayat gigitan/sengatan serangga. Konsumsi obat-obatan NSAID, antibiotik – tersering penisilin, diuretik, imunisasi, injeksi, hormon, pencahar, dan sebagainya. Konsumsi makanan telur, udang, ikan, kacang,, dsb. Riwayat infeksi dan infestasi parasit. Penyakit autoimun dan kolagen. Umur rerata adalah 35 tahun. Riwayat trauma faktor fisik panas, dingin, trauma sinar x dan cahaya. Pemeriksaan Fisik Patognomonis Keadaan umum tampak sehat, dapat sakit ringan – sedang. Pemeriksaaan fisik lengkap termasuk pemeriksaan gigi, tht, dan genital untuk menemukan adanya fokus infeksi. Lesi kulit yang didapatkan Ruam atau patch eritema. Berbatas tegas. Bagian tengah tampak pucat. Bentuk papul dengan ukuran bervariasi, mulai dari papular hingga plakat. Pada lokasi tekanan dapat timbul lesi urtika. Tanda lain dapat berupa lesi bekas garukan. Tempat predileksi Bisa terbatas di lokasi tertentu, namun dapat generalisata bahkan sampai terjadi angioedema pada wajah atau bagian ekstremitas. Pemeriksaan fisik perlu dilengkapi dengan pemeriksaan lainnya yang dapat menyingkirkan adanya infeksi fokal THT, dan sebagainya. Pemeriksaan Penunjang Tes darah eosinofil, urin dan feses rutin memastikan adanya fokus infeksi tersembunyi. Uji gores scratch test untuk melihat dermografisme. Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu. Tes fisik dingin es batu-panas air hangat Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Klasifikasi Berdasarkan morfologi klinis, biduran dibedakan menjadi urtikaria papular papul, gutata tetesan air dan girata besar-besar. Berdasarkan luas dan dalamnya jaringan yang terkena, urtikaria dibedakan menjadi urtikaria lokal akibat gigitan serangga atau kontak, generalisata umumnya disebabkan oleh obat atau makanan dan angioedema. Berdasarkan penyebab dan mekanisme terjadinya, dapat dibedakan menjadi Urtikaria imunologik, yang dibagi lagi menjadi Keterlibatan IgE –> reaksi hipersensitifitas tipe I Coombs and Gell yaitu pada atopi dan adanya antigen spesifik Keikutsertaan komplemen –> reaksi hipersensitifitas tipe II dan III Coombs and Gell, dan genetik Urtikaria kontak –> reaksi hipersensitifitas tipe 4 Coombs and Gell Urtikaria non-imunologik obat golongan opiate, NSAID, aspirin serta trauma fisik. Urtikaria idiopatik tidak jelas penyebab dan mekanismenya. Diagnosis Banding Purpura anafilaktoid Purpura Henoch-Schonlein. Pitiriasis rosea lesi awal berbentuk eritema. Eritema multiforme lesi urtika, umumnya terdapat pada ekstremitas bawah. Komplikasi Angioedema dapat disertai obstruksi jalan napas. pengobatan Biduran Tata laksana pada layanan primer dilakukan dengan first-line therapy, yaitu memberikan edukasi pasien tentang penyakit penyebab dan prognosis dan terapi farmakologis sederhana. Urtikaria akut Atasi keadaan akut terutama pada angioedema karena dapat terjadi obstruksi saluran napas. Pengobatan dan penanganan dapat dilakukan di Unit Gawat Darurat bersama-sama dengan/atau dikonsultasikan ke Spesialis THT. Bila disertai obstruksi saluran napas, diindikasikan pemberian epinefrin subkutan yang dilanjutkan dengan pemberian pengobatan kortikosteroid Prednison 60-80 mg/hari selama 3 hari, dosis diturunkan 5-10 mg/hari. Urtikaria kronik a. Pasien menghindari penyebab, seperti Kondisi yang terlalu panas, stres, alkohol, dan agen fisik. Penggunaan antibiotik penisilin, aspirin, NSAID, dan ACE inhibitor. Agen lain b. Pengobatan farmakoterapi dengan Antihistamin AH oral nonsedatif, misalnya Loratadin 10 mg/hari pemakaian 1 x sehari selama 1 minggu. Bila tidak berhasil dikombinasi dengan Hidroksizin 3 x 25 mg atau diphenhydramine 4 x 25-50 mg / hari selama 1 minggu. Apabila karena dingin, diberikan Siproheptadin 3 x 4 mg lebih efektif selama 1 minggu terus menerus. Antipruritus topikal cooling antipruritic lotion, seperti krim menthol 1% atau 2% selama 1 minggu terus menerus. Apabila terjadi angioedema atau urtikaria generalisata, dapat diberikan pengobatan Prednison oral 60-80 mg mg per hari dalam 3 kali pemberian selama 3 hari dan dosis diturunkan 5-10 mg/hari. Konseling dan Edukasi Pasien dan keluarga diberitahu mengenai Prinsip pengobatan adalah identifikasi dan eliminasi faktor penyebab. Penyebab perlu menjadi perhatian setiap anggota keluarga. Pasien dapat sembuh sempurna. Prognosis Prognosis pada umumnya bonam dengan tetap menghindari faktor pencetus. About The Author dr. Agus Haryono matagw ada titik merah kaya darah bulet gitu kyk kena benda asing di putih2 nya .. gimana cara ngilanginnya ya ?? apa ini sama kyk sakit mata biasa ? obat nya apa sama kyk sakit mata biasa ? kira2' klo pake obat tetes bisa sembuh dan ilang gak ya ?? pliss help me :psad: Liputan6com, New York Ulah pria yang nekat memasukkan benda-benda ke lubang di dekat kelaminnya membuatnya berakhir dengan penderitaan. Benda asing tersebut bisa saja terjebak hingga harus memerlukan bantuan tim medis. Ada banyak cerita dan laporan medis yang menjelaskan kasus benda tak biasa ada di organ intim pria setelah dimasukkan melalui uretra. Kebanyakan kasus harus dioperasi dan penis men WsJ6z6l.